Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018
TATA CARA SHOLAT GERHANA BULAN Gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut “khusuf”. Saat terjadi fenomena gerhana bulan kita dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunah dua rakaat atau shalat sunah khusuf. Shalat sunah ini terbilang sunah muakkad. و) القسم الثاني من النفل ذي السبب المتقدم وهو ما تسن فيه الجماعة صلاة (الكسوفين) أي صلاة كسوف الشمس وصلاة خسوف القمر وهي سنة مؤكدة Artinya, “Jenis kedua adalah shalat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah yaitu shalat dua gerhana, shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Ini adalah shalat sunah yang sangat dianjurkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, Bandung, Al-Maarif, tanpa keterangan tahun, halaman 109). Secara umum pelaksanaan shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan diawali dengan shalat sunah dua rakaat dan setelah itu disusul dengan dua khutbah seperti shalat Idul Fitri atau shalat Idul Adha di masjid jami. Hanya saja bedanya, setiap rak...
Meningkatkan SDM dan rasa memiliki terhadap organisasi Ansor Oleh : M. Harun, M.M Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat dalam produksi tetapi memiliki peran penting dalam kegiatan produksi suatu organisasi. Kedudukan SDM saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dan segala aktivitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam menentukan maju atau berkembangnya sutau organisasi. Oleh karena itu, kemajuan  suatu organisasi ditentukan pula bagaimana kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya.  Ada tiga yang bisa kita cari ketika berbicara tentang SDM : kuantitas, kualitas, dan kontinuitas (3K). Kuantitas adalah jumlah SDM yang berada di organisasi. Banyak atau sedikitnya tergantung bagaimana kebutuhannya di organisasi. Tidak perlu terlalu banyak orang ketika organisasi tersebut sudah bisa efektif berjalan dengan sedikit orang. Begitu juga tidak perlu memaksakan sed...
GP ANSOR DALAM JENJANG KADERISASI Oleh: Muhammad Makhdum*) Mind set kaderisasi, idealnya  dimulai dari kader kemanusiaan, kader kebangsaan, kemudian kader keumatan (agama), dan terakhir kader organisasi. Mengapa kader kemanusiaan harus diletakkan dalam urutan pertama? Karena kita dilahirkan ke dunia dalam wujud manusia dan hidup bersama dengan manusia, sehingga merupakan sebuah keniscayaan memiliki sifat dasar kemanusiaan. Kemanusiaan inilah yang nantinya akan menjadi pijakan dan menuntun manusia untuk menunaikan tugas utama sebagai pemimpin sekaligus menjadi rahmatan lil ‘alamin (menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk di muka bumi), tanpa membeda-bedakan agama, budaya, suku, bahasa, apalagi hanya sekedar perbedaan organisasi. Sebagai kader kebangsaan, kepedulian terhadap berbagai persoalan bangsa tidak kalah penting. Semua warga negara wajib menjaga kehormatan bangsa, menumbuhkan dan memelihara kebangsaan kita sendiri, yaitu Indonesia. Selain sebagai bangsa, kit...
MENCINTAI ORGANISASI ANSOR Oleh : MOH. MAS IWAN Sebagai pengurus dan kader ansor kita wajib memiliki rasa dan tanggung jawab yang tinggi untuk mencitai dan mengembangkan organisasi Ansor  ini, Ibarat manusia, pengurus di dalam organisasi itu seperti nyawa. Organisasi tak akan hidup jika di dalamnya tidak ada pengurusnya. Bukan sekedar ada pengurusnya atau tidak, namun pengurus di dalamnya pun haruslah selalu berupaya untuk mencitai  organisasi agar sebuah organisasi  dapat hidup dengan sehat . Sebagaimana yang kita ketahui  Oganisasi merupakan wadah yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berkumpul dan memiliki tujuan yang sama. Dalam organisasi Ansor  akan dijumpai orang dengan berbagai sifat dan karakternya. Organisasi Ansor  terkadang akan kehilangan anggotanya setelah para anggota tersebut mencapai titik kejenuhan. Oleh sebab itu, diperlukan pendekatan-pendekatan yang jitu agar organisasi Ansor  itu tidak tinggal nama. ...
SEJARAH KELAM PEMBUNUHAN SESAMA MUSLIM YANG TAK PERNAH TERLUPAKAN Gelombang JARGON Kembali ke Al Qur'an dan As Sunnah Sangat Deras Sekali . Sebuah fenomena ??? Akankah terulang Sejarah Akhir priode khulafaur rosyidin di NKRI yg kita cintai .... ?  “Hukum itu milik Alloh, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Itulah teriakan Abdurrohman bin Muljam Al Murodi (Khowarij) ketika menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Tholib, karomallohu wajhah pada saat bangkit dari sujud sholat Shubuh pada 19 Romadlon 40 H itu. Abdurrohman bin Muljam menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Tholib dengan pedang yang sudah dilumuri racun yang dahsyat. Racun itu dibelinya seharga 1000  Dinar. Tubuh Sayyidina Ali bin Abi Tholib mengalami luka parah, tapi beliau masih sedikit bisa bertahan. 3 hari berikutnya (21 Romadlon 40 H) nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rosululloh SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang muslim yang selalu merasa paling Islam. Sayyidina...
NU Akan Menjadi Ormas Penyangga Perdamaian Dunia Nahdlatul Ulama (NU) itu organisasi paling aneh. Ketika seorang peneliti dari Australia mencari data arsip tentang jangka waktu organisasi di AD/ART paling awal, dia menemukan teks bahwa organisasi ini (NU), didirikan pada tahun 1926 hingga 29 tahun berikutnya. Tentu ia marasa aneh. Sebab pada umumnya, tidak ada satupun organisasi yang membatasi waktu berdirinya hingga dibatasi kapan waktu ditutup. Contoh: jika sebuah organisasi didirikan pada tahun 1980, tidak ada aturan yang menyebut kapan organisasi tersebut dibubarkan. Biasanya, hanya ditulis "hingga waktu yang tak terbatas." Hanya NU saja yang menurut peneliti tersebut membatasi waktu hidupnya. Peneliti itu pun kemudian menanyakan hal ini kepada Gus Dur, "ini apa maknanya?". Gus Dur pun kaget dan menjawab sekenanya, "mana saya tahu maksudnya, yang merumuskan sudah wafat semua," katanya.  Kemudian Gus Dur mengamati sendiri dari prespekti...
Kisah Peci Hitam, Bung Karno, dan Mbah Wahab Bagi Bangsa Indonesia, peci hitam memiliki arti penting. Peci ini dipakai Presiden pertama RI keliling dunia. Tak ayal, para pemimpin negara sahabat pun akrab dengan peci tersebut. Di mana peci hitam tampak, di situlah orang Indonesia disebut. Peci hitam memang menjadi identitas kebangsaan kita. Dalam buku “Berangkat dari Pesantren”, Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri menceritakan tentang uniknya peci hitam. Suatu ketika, di sela-s ela sidang Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada September 1959 muncul kisah menarik. Bung Karno, kata Kiai Saifuddin Zuhri, menyatakan bahwa dia sebenarnya kurang nyaman dengan segala pakaian dinas kebesaran. Akan tetapi, semuanya dipakai untuk menjaga kebesaran Bangsa Indonesia. “Seandainya saya adalah Idham Chalid yang ketua Partai NU atau seperti Suwiryo, ketua PNI, tentu saya cukup pakai kemeja dan berdasi, atau paling banter pakai jas,” ujar Bung Karno sambil melihat respon hadirin. Dengan yakin ...
Kopiah Hitam Sebagai Simbol Patriotisme KOPIAH adalah tutup kepala yang terbuat dari beludru warna gelap dengan ketinggian antara 6 sampi 12 Cm. Dari segi bentuk merupakan modifikasi antara torbus Turki dengan peci India. Di tempat lain kopiah juga disebut sebagai songkok ada juga yang menyebut peci. Kopia ini sudah cukup lama dipakai oleh masyarakat Islam Nusantara terutama kalangan pesantren. Dikisahkan bahwa seorang santri Sunan Giri Gresik dikenal sebagai raja cengkeh, karena kalau pulang ke kampung halamannya Maluku selalu membawa kopiah, sambil menyiarkan Islam di daerah yang dulu dikenal dengan nama Hitu itu  membawa kopiah, setiap sebuah kopiah diganti oleh masyarakat setempat dengan cengkih yang banyak sekali, sehingga ketika kembali ke pesantren Giri santri tersebut membawa cengkih yang amat banyak, yang sangat laku di Gresik. Demikian juga santri Giri yang pulang ke daerah asalnya juga selalu membawa kopiah, sehingga tutup kepala yang satu ini me...
Dedengkot NU yang Tak Pernah Lepas Peci dan Sarung KH WAHAB CHASBULLAH Selain Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari, dikenal pula nama KH Wahab Chasbullah yang disebut-sebut sebagai ‘dedengkot’ Nahdlatul Ulama (NU). Namanya memang tak setenar KH Hasyim Asy’ari. Namun, kiprahnya dalam membesarkan organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Tanah Air ini, tak bisa dikecilkan. Kiprahnya di panggung politik pada periode awal kemerdekaan pun dicatat sendiri oleh sejarah. Kiai Wahab bersama kaum pergerakan lainnya, seperti, Ki Hajar Dewantoro, Dr Douwes Dekker, Dr. Rajiman Wedyodiningrat, duduk dalam Dewam Pertimbangan Agung, kemudian berkali-kali duduk dalam kursi parlemen sampai akhir hayatnya pada 1971.<> Namun, Rais Aam NU pertama yang juga pendiri Sarikat Islam (SI) Cabang Makkah itu pun dikenal sangat bersahaja dan sederhana. Ia juga dikenal sebagai kiai yang tak pernah meninggalkan identitas ke-NU-annya. Ia selalu setia mengenakan sarung dan serban. Pakaian semaca...
STRATEGI ORMAS RADIKAL DI 2018 Oleh : Denny Si Petir Apa kira-kira strategi yang akan dilakukan oleh kelompok garis keras dan pendukung khilafah di tahun 2018 ini ? Mari kita analisa sesuai dengan pola-pola yang mereka bangun sebelumnya. Salah satu senjata andalan dan mesin perang utama mereka adalah Framing atau POP ( Pembentukan Opini Publik ) melalui media sosial. Kelompok ini memang solid dan militan, Mereka juga menguasai teknologi bot atau mesin otomatis untuk menyebarkan hoax, komen melalui akun2 palsu mereka yang sangat banyak. POP ini mereka gunakan untuk dua hal, 1. Mengangkat tokoh yang sealiran dengan mereka. 2. Menghancurkan karakter tokoh yang berseberangan dengan mereka. Kita bahas dulu yang pertama, MENGANGKAT TOKOH.. Salah satu cara yang mereka lakukan - dan polanya selalu sama - adalah membesarkan berita meski jauh dari fakta sebenarnya. Seperti contoh ketika mereka membesarkan aksi dengan kata “jutaan, puluhan juta”. Ini penting untuk membangun ked...
DETASEMEN WANITA BANSER (DENWATSER) Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Lombok NTB pada tanggal 23-25 November 2017 memberikan ruang lingkup kepada kader-kader wanita NU militer  dengan nama Detasemen Wanita Banser (Den. Watser NU) yang garis komandonya langsung di bawah Ansor dan Banser. Bersama Banser,  Denwatser akan saling melengkapi dalam menjadi benteng ulama dan NKRI. Denwatser bermula sejak tahun 1960-an. Dulu Denwatser bernama Barisan Perempuan NU Militer.  Pada saat itu negara membutuhkan wanita-wanita yang berjiwa militer guna menghadapi serangan wanita PKI (Gerwani). Setelah PKI tumpas, orde baru menginstruksikan kepada seluruh warga Indonesia bahwa tugas kemiliteran adalah tugas TNI.  Hal tersebut menyebabkan wanita-wanita militer NU dirasa tidak dibutuhkan lagi sehingga tidak ada pengkaderan,  lama-kelamaan akhirnya hilang. Sebelum munculnya PKI,  sebenarnya wanita NU telah ada yang berjuang dalam bidang kemiliteran, y...