WUJUD CINTA TANAH AIR
Oleh : Wachid
Ahmad Ali
Sebagai Kader Ansor kita wajib menjunjung
tinggi akan nilai nilai kecintaan kita
pada tanah air Republik Indonesia yang merupakan negara berdaulat, sumpah
pemuda masih menjiwai kehidupan Indonesia, nilai moral yang dapat dijunjung
dapat membuat kita membuktikan bahwa kita bertumpah darah yang sama yaitu darah
Indonesia, mengaku berbangsa Indonesia dan menjunjung Bahasa persatuan yaitu
Bahasa Indonesia.
cinta tanah
air adalah cinta kepada Negara tempat kita dilahirkan, dibesarkan dan
memperoleh kehidupan di dalamnya. Karena dari Negara kita tersebut semua yang
kita butuhkan akan kita dapatkan. Cinta tanah air adalah sama saja rela
berkorban demi kepentingan Negara. Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan
diri demi ikut berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan tanah air atau
negaranya dari Negara yang kecil, berkembang sampai menjadi Negara yang maju.
Menghayati arti dari cinta tanah air memanglah bukan masalah yang mudah, perlu
kesabaran dan kerendahan hati untuk menjalankan hal tersebut, dikarenakan
banyak ancaman dan tantangan yang dapat datang dari mana saja, baik itu dalam
diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu datang dari dalam negri maupun
datang dari luar negri, tetapi asal kita mempunyai tekad yang kuat untuk
mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan sepenuh hati, pastilah kita
akan di mudahkan oleh yang Maha Kuasa dalam segala halnya terutama dalam
tindakan yang positif. Perlu diingat bahwa mencintai dan menjaga tanah air
Indonesia negaranya sendiri dengan sepenuh hati adalah bentuk perbuatan yang
merupakan bagian dari iman.
Rasulullah SAW sendiri pernah
mengekspresikan kecintaanya kepada Mekah sebagai tempat kelahirannya. Hal ini
bisa kita lihat dalam penuturan Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan dari Ibnu
Hibban berikut ini:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلْدَةٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ، مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ
Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Alangkah baiknya engkau sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu,” (HR Ibnu Hibban).
Kecintaan Rasulullah SAW terhadap
Madinah juga tak terelakkan. Karenanya, ketika pulang dari bepergian, Beliau
memandangi dinding Madinah kemudian memacu kendarannya dengan cepat. Hal ini
dilakukan karena kecintaannya kepada Madinah.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدْرَانِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا
Artinya, “Dari Anas RA bahwa Nabi SAW apabila kembali dari berpergian, beliau melihat dinding kota Madinah, maka lantas mempercepat ontanya. Jika di atas atas kendaraan lain (seperti bagal atau kuda, pen) maka beliau menggerak-gerakannya karena kecintaanya kepada Madinah,” (HR Bukhari).
Inilah dalil yang menunjukkan betapa cintanya Rasulullah SAW
kepada negaranya. Ini juga dalil bahwa mencintai tanah air itu adalah hal yang
penting. Dr. Ahmad Abdul Ghani Muhammad al-Najuli dalam al-Muwathanah fi
al-Islam Wajabatun Wa Huquq menerjemahkan tanah air secara lebih luas, bahwa di
era globalisasi ini sesungguhnya tanah air itu adalah alam semesta secara
keseluruhan. Ini diistilahkannya sebagai al-muwathanah al-alamiyyah (tanah air
alam semesta). Ini sebenarnya maksudnya adalah kewajiban menjaga dan mencintai
alam semesta yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Oleh karena itu, setiap
muslim dilarang merusak alam semesta (wala tufsidu fil ardhi ba’da ishlahiha:
jangan merusak bumi setelah perbaikannya). Mafhum mukhalafah-nya (pemahaman
terbaliknya) adalah bahwa setiap muslim harus mencintai dan melestarikan alam
semesta. Atas dasar qiyas awlawi, maka setiap muslim seharusnya lebih mencintai
tanah air tempatnya dilahirkan, dibesarkan, dan hidup. Gampangnya begini:
kepada alam semesta saja muslim wajib mencintainya, apalagi kepada tanah air
tempatnya lahir dan tumbuh. Lalu, ada yang mengatakan bahwa nasionalisme itu
tidak ada landasan di dalam Islam. Sementara pengertian nasionalisme menurut
berbagai literatur adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan,
dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan
yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Ini di dalam britannica.com
nasionalisme diterjemahkan sebagai ideologi yang berdasarkan premis bahwa
kesetiaan dan pengabdian kepada negara bangsa itu harus melebihi kesetiaan
kepada individu dan kelompok. Secara sederhana bisa kita samakan antara
nasionalisme dan cinta tanah air.
Pembuktian cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai cara, salah satunya adalah bela negara. Begitu pun dalam diri kita akan tumbuh rasa cinta tanah air juga, dalam bentuk memelihara harkat martabat bangsa, melindungi bangsa dalam ancaman negara luar. Mengapa kita perlu memiliki rasa cinta terhadap tanah air, karena kita harus menghormati perjuangan para pahlawan dalam merebut bangsa Indonesia dari penjajah.
Pembuktian cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai cara, salah satunya adalah bela negara. Begitu pun dalam diri kita akan tumbuh rasa cinta tanah air juga, dalam bentuk memelihara harkat martabat bangsa, melindungi bangsa dalam ancaman negara luar. Mengapa kita perlu memiliki rasa cinta terhadap tanah air, karena kita harus menghormati perjuangan para pahlawan dalam merebut bangsa Indonesia dari penjajah.
Perjuangan dalam menghadapi penjajah
sangatlah susah, maka dari itu kita sebagai penerus bangsa sepatutnya untuk
mengahargai perjuangan tersebut dengan melakukan tindakan yang melambangakn
cinta tanah air. Rasa cinta tanah air dapat ditunjukan dengan:
·
Menjaga nama baik negara
·
Melindungi negara dari ancaman luar
·
Menjalankan peraturan, tata tertib, dan
sanksi yang ditetapkan
·
Memegang nilai-nilai moral pada Pancasila
sebagai dasar negara
·
Menjunjung tinggi rasa peduli terhadap sesame
·
Tidak melakukan tindakan yang merugikan
negara
Kita sebagai rakyat Indonesia harus bangga
memiliki tanah air Indonesia. Penduduk yang sangat besar disertai suku, kekayaan
alam dan budaya yang beranekaragam dapat menjadi cermin bahwa tanah air kita
merupakan tempat yang sangat baik.
kita harus dapat paham dan mengerti mengapa kita perlu
menanamkan didalam rasa hati kita yang paling dalam bahwa harus mempunyai rasa
cinta akan tanah air kita sendiri yang telah memberikan penghidupan selama kita
hidup di dunia ini, dan patut harus selalu bersyukur kepada yang maha kuasa
atas kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita, antara lain hamparan sawah yang
menghijau, deretan gunung yang menjulang tinggi yang siap mengokohkan
pulau-pulau di Negara kita ini yang memang Negara kita idkenal dengan Negara
kepulauan, Negara kita juga kaya akan kehidupan alam laut yang kaya akan
tanaman laut dan binatang laut lainnya yang merupakan salah satu sumber
kehidupan kita, keragaman suku yang berbeda-beda tetapi tetap memegang prinsip
BHINEKA TUNGGAL IKA, yang walapun berbeda-beda suku, bahasa, adat istiadat
tetapi kita tetap satu dan dari kesemuanya itu masih banyak hal lainnya yang
patut kita syukuri dan mengerti bahwa memang kita patut cinta kepada tanah air
kita ini, karena rasa cinta itu melahirkan rasa ingin memiliki, menyayangi, dan
selalu ingin menjaga keutuhan Negara kita, Negara Indonesia yang kaya raya ini.
Kesimpulannya adalah bahwa mencintai tanah air bukan hanya karena tabiat, tetapi juga lahir dari bentuk dari keimanan kita. Karenanya, jika kita mengaku diri sebagai orang yang beriman, maka mencintai Indonesia sebagai tanah air yang jelas-jelas penduduknya mayoritas Muslim merupakan keniscayaan. Inilah makna penting pernyataan hubbul wathan minal iman (Cinta tanah air sebagian dari iman).
Konsekuensi, jika ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang berupaya merongrong keutuhan NKRI, maka kita wajib untuk menentangnya sebagai bentuk keimanan kita. Tentunya dalam hal ini harus dengan cara-cara yang dibenarkan menurut aturan yang ada karena kita hidup dalam sebuah negara yang terikat dengan aturan yang dibuat oleh Negara.
Kesimpulannya adalah bahwa mencintai tanah air bukan hanya karena tabiat, tetapi juga lahir dari bentuk dari keimanan kita. Karenanya, jika kita mengaku diri sebagai orang yang beriman, maka mencintai Indonesia sebagai tanah air yang jelas-jelas penduduknya mayoritas Muslim merupakan keniscayaan. Inilah makna penting pernyataan hubbul wathan minal iman (Cinta tanah air sebagian dari iman).
Konsekuensi, jika ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang berupaya merongrong keutuhan NKRI, maka kita wajib untuk menentangnya sebagai bentuk keimanan kita. Tentunya dalam hal ini harus dengan cara-cara yang dibenarkan menurut aturan yang ada karena kita hidup dalam sebuah negara yang terikat dengan aturan yang dibuat oleh Negara.
Ansor
Komentar
Posting Komentar